Thursday, November 13, 2008

Kontrak beasiswa: sumbang saran

Kontrak beasiswa: sumbang saran
Manajemen Perubahan dan Dukungan Unsur Pimpinan

Sebagai manusia Indonesia normal yang pernah merasakan beratnya kehidupan itu, adalah rasa prihatin, bila mendengar keluhan saudara sebangsa dan setanah air, rekan satu ruangan dan satu pembimbing yang sama, yaitu, Emeritus Professor Scott, yang belajar S3 di SCU Australia, terpaksa akan "pulang kampung", ke Palu, Pulau Sulawesi, di Indonesia, karena minimnya dana yang diterima, untuk "survive" belajar secara penuh waktu di Lismore, NSW, Australia. Anak bangsa itu kebetulan menyukai statistika dan menerapkan structural equations modelling (SEM) di dalam studinya, dan kami memiliki minat untuk menulis buku tentang SEM bila kesempatan itu muncul di kemudian hari.

Salah satu keluhan yang terucap adalah penerapan kontrak yang tidak berlaku sama dengan universitas lain padahal sumber pendanaannya sama dan serentak, yaitu berasal dari DIKTI Pemerintah RI, sehingga mengakibatkan dana yang diterima oleh rekan kami sebangsa dan setanah air itu (dan kemungkinan penerima beasiswa lain yang bernasib sama) berkurang secara signifikan dan semakin terasa beratnya beban hidup yang harus ditanggung di Lismore, NSW, Australia.

Hal itu sebenarnya dapat diatasi apabila unsur pimpinan dan semua pihak yang terlibat di dalam proses berkenan melindungi kepentingan seluruh dosennya sendiri (tanpa pandang bulu) yang merupakan aset utama universitas dan "guru" yang betul-betul tanpa tanda jasa (mengingat dana hidup pun sangat minim diberikan untuk belajar di Australia s.d. terpaksa pulang ke Indonesia untuk sekedar survive belajar dengan baik dan tenang).

Beruntunglah profesor kami sangat baik, sehingga memberikan kesempatan kepada rekan kami yang menjadi korban, untuk pulang ke Indonesia agar dapat hidup dan belajar dengan baik dan tenang, dengan cara memanfaatkan alat bantu komunikasi via Internet.

Kontrak diyakini oleh dosen yang menjadi korban itu, dan telah kami diskusikan, sebenarnya telah men-hedge (melindungi) dolar dalam satuan rupiah tertentu (pada level yang sangat baik), yang tertulis secara tegas, namun oleh pengambil keputusan "dilepas" (secara sepihak, dengan tidak menampung aspirasi salah satu unsur stakeholders itu sendiri, yaitu penerima bea siswa) ke harga spot, sehingga s.d posisi (laporan keuangan) terakhir menimbulkan beban selisih kurs, yang harus ditanggung oleh rekan penerima beasiswa (besarnya rupiah yang hilang akibat nilai lindung (hedge) itu di ubah ke spot, dapat ditanyakan langsung kepada korban kebijakan yang sepihak itu melalui media ini), bila dibandingkan dengan nilai hedging atau dana yang seharusnya diterima sesuai harapan kontrak yang diyakini oleh penerima bea siswa DIKTI di seluruh Indonesia yang berkesempatan melaksanakan tugas negara dan tugas belajar di luar negeri s.d berhasil.

Di lain pihak, berbagai universitas lain, telah menggunakan nilai hedging tersebut, sehingga sebagian penerima beasiswa lainnya tidak perlu was-was dengan perkiraan kerugian selisih kurs (apabila menggunakan spot price), dan yang lebih penting, dapat menerima dana beasiswa secara penuh sesuai (harapan) kontrak sehingga dapat belajar dengan baik di luar negeri.

Manajemen perubahan
Tentunya, apa yang dialami rekan kami, tidak perlu terjadi berlarut-larut, dan kami yakin dapat diselesaikan dengan baik, apabila transparansi dan komunikasi yang membangun dan baik tercipta, dan terlebih ada dukungan positif dari unsur pimpinan universitas yang bersangkutan dan DIKTI selaku sumber dana, untuk melindungi setiap dosennya sendiri dan PNS (bagian dari stakeholders dan anak kandung bangsa dan negara Indonesia), tanpa terkecuali, yang merupakan aset universitas dan aset negara RI, dari Sabang s.d. Merauke, yang kita cintai.

Kami berharap semoga salah satu rekan kami itu, sebagai contoh dari korban kebijakan yang sepihak itu, selama belajar di Lismore, NSW, Australia, dan akan segera kembali ke Palu, tanah air Indonesia, dapat terus tetap belajar s.d. menyelesaikan studi S-3 nya dengan baik, dan mimpi kami untuk mentransfer knowledge penggunaan SEM di Indonesia, bukan sekedar keinginan semata.

No comments: