Thursday, November 20, 2008

Balasan Surat dari Sahabat

Pak Mus,

Sebelumnya saya mohon maaf atas lambatnya respon saya
terhadap email bapak ini.

Saya juga tidak setuju dengan sikap para petinggi
Untad yang seenaknya saja menggunakan kekuasaannya
tampa memperhatikan hak-hak dosen dan usaha-usaha yang
dosennya telah berikan kepada Untad, termasuk usaha
pak Mus dan kita semua sejak dari awal mula beasiswa
ini disebarluaskan di Internet. Tidak sedikit dosen
yang telah berusaha dengan dana sendiri untuk
mempersiapkan diri ke luar negeri tampa diganti oleh
Universitas, mulai dari kursus privat, test TOEFL,
IELTS preparation dan Test IELTS, juga dana untuk
transfortasi dan sebagainya.

Alangkah sangat anehnya kalau teman-teman seperti pak
Mus, pak Ilyas Mumu dan Pak Parman, yang sejak awal
telah berjuang sekuat tenaga bahkan turut
memperjuangkan teman-teman lainnya termasuk saya, dan
telah dinyatakan sebagai calon penerima beasiswa DIKTI
tahap I, tiba-tiba dipaksa membuat surat pengunduran
diri untuk diganti oleh orang lain yang tingkat
kesiapannya juga masih perlu dipertanyakan. Saya yakin
banyak diantara para calon pelamar belakangan masih
'belepotan bahasa Inggrisnya'.

Pak Mus dan teman-teman lainnya,

Ada informasi menarik dari Newcastle terkait dengan
beasiswa dikti ini. Awal bulan ini, ada dua utusan
dari Universitas Gorontalo yang diterima di Newcastle
dengan beasiswa DIKTI. Mereka akan mengambil Master
dan sekarang mereka juga ikut Elicos. Setelah saya
cerita dengan utusan Gorontalo lainnya (dia Dosen
senior), ternyata dua orang tersebut masih "BERSTATUS
HONOR" di Univ Gorontalo. Loh Kok bisa.....Univ
Gorontalo bisa menggolkan orang yang ternyata bukan
dosen, tapi Untad...Jangankan calon dosen..., Dosen
senior saja yang nyata-nyata sudah mendapat LoA, malah
tidak bisa diperjuankan.

Cerita kedua.

Awal minggu ini (hari senin) datang lagi 11 orang dari
UNM Makassar untuk mengikuti program Sandwich selama 3
bulan di Newcastle dengan dana dari DIKTI. Yang
menarik dari mereka ini adalah, mereka BISA BERANGKAT
ke Newcastle dan DAPAT DIDANAI oleh DIKTI padahal
mereka tidak punya LOA, tidak menghubungi calon
SUPERVISOR dan sudah pasti bahasa Inggerisnya tidak
memenuhi syarat. LANTAS APA YANG MEREKA LAKUKAN
DISINI???

Mereka tidak tahu harus berbuat apa... Dengan
didampingi oleh Orang IDP Makassar, mereka mengikuti
placement test di Language Center...Dan diharuskan
IKUT KURSUS BAHASA INGGERIS di tingkat ELEMENTARY
selama 10 minggu.....

PERTANYAAN KITA ADALAH....KOK BISA UNM dan IDP
mengurus mereka yang NYATA-NYATA SANGAT TIDAK
SIAP...untuk bisa didanai dengan BEASISWA DIKTI...

Saya dengar juga dari mereka bahwa beberapa teman
mereka diterima juga di USQ Brisbane... tapi saya
tidak tahu kondisi mereka di sana...

Semoga cerita ini bisa dijadikan alasan oleh pak Mus,
pak Ilyas dan pak Parman untuk tetap bertahan tidak
mengundurkan diri....

Mungkin teman dari Uni yang lain punya cerita lain
yang juga bisa dijadikan bahan perbandingan betapa
lemahnya pihak Untad dalam mengurus Beasiswa ini...
dan malah lebih senang mengorbankan dosennya sendiri
ketimbang berjuang untuk menambah kuota...

Sekian dulu dari saya...

SELAMAT BERJUANG, PAK..Kami mendo'akan semoga bapak
bisa berangkat ke Oz secepatnya.. .

Idham.

Wednesday, November 19, 2008

Surat Sahabat II (Mustofa)

Pak Darkam dan teman lainnya,

ceritanya begini, LoA saya dari adelaide uni itu sudah ada sejak semester 1, 2007, kemudian saya minta diperpanjang krn belum ada beasiswa sehingga LoA thn 2008 dikeluarkan. Deadline-nya Juli 2008. tapi khan beasiswa dikti belum cair juga waktu itu, sehingga saya email calon principal supervisor saya ut menunggu awal 2009, karena mau ikutan dulu PEP/ELICOS 10 minggu terhitung 17 Nop 2008. Karena sudah bberapa kali ditunda, calon supervisor saya kecewa dan menolak dgn alasan tidak tersedia supervision dgn topik yg ditawarkan tsb (ada email resminya dari Uni). Dalam waktu bersamaan Ibu Aiyen mentransfer tuition fee ke Adelaide Uni, padahal saya sudah SMS jangan dulu dikirim krn belum ada kepastian dari Adelaide Uni,.....Tapi tetap juga ditransfer.. akhirnya dana itu ditransfer balik ke rekening UNTAD dari Adelaide. ini terjadi bulan lalu oktober.

saya sempat tarik nafas panjang waktu itu..krn deadline saya ke oz sudah semakin dekat, maka atas izin juga ibu Aiyen via SMS saya balik haluan temui Anny di IDP-makassar dan disarankan segera masukkan aplikasi ke Newcastle Uni...Dalam perjalanan inilah sudah tdk ada komunikasi saya dgn ibu Aiyen sampai sekarang dan kebtulan juga waktu itu saya dengar beliau sakit dan sempat diopname di RS jkt?? Hampir setiap hari saya cek internet mengikti follow-up aplikasi saya itu dan mendapatkan calon pembimbing tepat dengan topik research yg saya inginkan...Sekitar 2 minggu lalu tiba dari Makassar saya ditelpon KaJur mesin ada surat dari Rektor yg mengatakan meminta saya memilih: 1. mempersiapkan keberangkatan ke OZ sebelum 30 Nop'2008 atau 2. membuat pernyataan mengundurkan diri dan menghadap langsung ke rektor. Jawabannya saya Fax ke UNTAD dengan memilih opsi 1 dengan melampirkan email2 saya dgn pihak Newcaste Uni termasuk dgn calon pembimbing.. ...Ehhh beberapa hari kemudian ada surat susulan rektor meminta saya, Parman dan Ilyas Mumu membuat pernyataan tertulis di atas meterai 6000 utuk mengundurkan diri..Naudzubillahi mindzalik...kami tidak mau tanda tangan tapi mengubah konteksnya menjadi menunda keberangkatan sampai ada kepastian LoA dari Newcastle... .kemarin sore aplikasi saya sudah di approve pihak school atas persetujuan calon pembimbing saya. Artinya dalam waktu dekat LoA akan diissued...TAPI dengar2 kabar-kabari dan saya kira pak Ahlis tahu cerita ini...sudah ada calon pengganti kami yang siap diberangkatkan . Alasannya daripada dana itu dikembalikan ke Kas negara apalagi akan tutup buku-akhir tahun, kenapa tdk dipakai saja yg lebih siap.....ini alasan yg sungguh diluar dugaan saya and again ini perlu di cross check?....Semoga saja maksudnya baik dan jangan sampai saya di KORBANKAN oleh keadaan ini karena PASTI segala cara HALAL saya akan lakukan untuk menuntut HAK saya. Tdk sedikit biaya saya habiskan dari kantong sendiri, ikut persiapan dan test IELTS serta ITP TOEFL di ELC-IDP Mkassar, jual motor, jual tanah...ibu Darma yang beli dlsb.....Apa kita akan membiarkan penganiayaan berlangsung dijagad ini. No WAY brother. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan setiap warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, apalagi jika dikaitkan dgn main stream DIKTI membuka program beasiswa ini....sungguh bertolak belakang dgn surat pernyataan mengundurkan diri itu....

Ada yang bisa membantu seblum semuanya jadi BUBUR?

salam,

Tuesday, November 18, 2008

Surat dari Sahabat (Mustofa)

Dear all,
Gimana kira2 perasaannya jika ditengah perjuangan dan pengorbanan baik waktu maupun materi yang tidak sedikit dari kantong sendiri untuk mempersiapkan keberangkatan studi s3 ke luar negeri tapi ditengah jalan TIBA2/suddenly ada orang tanpa konfirmasi apa masalahnya sehingga belum berangkat2 dan gimana solusinya, malah 'memotong' perjuangan dan tidak memahami pengorbanan itu dengan meminta menandatangani SURAT PERNYATAAN mengundurkan diri sebagai penerima beasiswa DIKTI?
Untuk saudara Isrun, Tengku dan Rosaini itu sudah CLEAR, langkah tersebut memang sudah OK, tapi untuk saya, Ilyas Mumu dan Parman, apa tidak salah langkah tuh dengan membahas PENGGANTI KARYASISWA? Truly, it doesn't make sense from academically side. It results a negative impression of UNTAD, actually. But, I believe pengambil kebijakan punya maksud baik yang tidak akan merugikan kami bertiga.sekedar sharing my brothers and sisters.

Saturday, November 15, 2008

Warung kopi untuk diskusi SEM (riset): mengkritik sang inovator

Warung kopi untuk diskusi SEM
Re: Riset (berhati-hati dengan chi-square test results untuk causal dan complex models)

Ini makanya structural equations modelling (SEM) menghadapi hambatan dan belum bisa diterima sepenuhnya (bergantung kepada) pendekatan ini oleh kelompok peneliti lain di luar jalur SEM.

Namun apabila chi-square test results dari sebuah model kausal bisa significant (dan tentunya didukung oleh fit indices lainnya, misal SRMR). Ini kontribusi terhadap knowledge.

Bagaimana caranya? Pakar menduga (Hayduk, 2008) peneliti harus (juga) turning dari perhatian construct ke indikator, bahkan ke single indikator sekalipun untuk menurunkan derajat degrees of freedom (tetap positive untuk me-run model), dan dapat me-maintain (banyaknya) faktor yang diperesentasikan oleh satu indikator tersebut, misalnya.

Bila (dalam waktu yang sempit) seseorang berhasil memperbaiki lagi model (di dalam thesis, paper, dst.. misalnya), ini mudah-mudahan akan menjadi kontribusi dan arah perbaikan dan pemahaman yang lebih baik mengenai SEM itu sendiri (mengapa ia terus berkembang dan seseorang tidak boleh berpuas diri [Sang inovator saja di kritik!!]).

Coba cek chi-square test di banyak causal model (dengan 6 constructs, misalnya), mereka dapat gagal dengan chi-square test (insignificant), tetapi (untungnya) dilindungi oleh fit indices lainnya sehingga seakan-akan model fit atau dianggap merepresentasikan (tentang) realitas.

Banyak pakar SEM menyimpan masalah ini (pro status quo) karena (sedikit banyak) pukulan bagi SEModel buiders (sekaligus sang inovator kondang seantero jagad). Tapi seseorang tidak selalu demikian. Karena sesungguhnya penyelesaian masalah dan resolusi yang lebih baik lagi, biasanya muncul belakangan (contoh, di dalam per-film-an, polisi selalu datang manakala kasus sudah diselesaikan oleh orang lain [pahlawan tanpa tanda jasa]), dan bukan karena siapa orang itu, pangkat, gelar , dst (tetapi kesungguhan hati untuk mencari kebenaran dan metodologi yang selalu diperbaiki di dalam dunia riset).

Tambahan, tidak semua papers me-report permasalah insignificant chi-square test untuk causal dan complex models.

Friday, November 14, 2008

how to rewrite your thesis into a book

MUP provides advice for recent graduates about how to rewrite your thesis into a book.

http://www.mup.com.au/page/13

Call for Papers - ISAR 2009

Call for Papers - ISAR 2009

15th Annual International Symposium on Audit Research

http://www.isarhq.org/cfp.html

The Roles of Collusion, Organisational Orientation, Justice Avoidance, And Rationalisation on Commission of Fraud: A Model Based Test

Sitorus, Tumpal Wagner and Scott, Donald Robert,The Roles of Collusion, Organisational Orientation, Justice Avoidance, And Rationalisation on Commission of Fraud: A Model Based Test(November, 08 2008). Review of Business Research, Vol. 8, No.1, pp. 132-147.. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1297948

Thursday, November 13, 2008

Kontrak beasiswa: sumbang saran

Kontrak beasiswa: sumbang saran
Manajemen Perubahan dan Dukungan Unsur Pimpinan

Sebagai manusia Indonesia normal yang pernah merasakan beratnya kehidupan itu, adalah rasa prihatin, bila mendengar keluhan saudara sebangsa dan setanah air, rekan satu ruangan dan satu pembimbing yang sama, yaitu, Emeritus Professor Scott, yang belajar S3 di SCU Australia, terpaksa akan "pulang kampung", ke Palu, Pulau Sulawesi, di Indonesia, karena minimnya dana yang diterima, untuk "survive" belajar secara penuh waktu di Lismore, NSW, Australia. Anak bangsa itu kebetulan menyukai statistika dan menerapkan structural equations modelling (SEM) di dalam studinya, dan kami memiliki minat untuk menulis buku tentang SEM bila kesempatan itu muncul di kemudian hari.

Salah satu keluhan yang terucap adalah penerapan kontrak yang tidak berlaku sama dengan universitas lain padahal sumber pendanaannya sama dan serentak, yaitu berasal dari DIKTI Pemerintah RI, sehingga mengakibatkan dana yang diterima oleh rekan kami sebangsa dan setanah air itu (dan kemungkinan penerima beasiswa lain yang bernasib sama) berkurang secara signifikan dan semakin terasa beratnya beban hidup yang harus ditanggung di Lismore, NSW, Australia.

Hal itu sebenarnya dapat diatasi apabila unsur pimpinan dan semua pihak yang terlibat di dalam proses berkenan melindungi kepentingan seluruh dosennya sendiri (tanpa pandang bulu) yang merupakan aset utama universitas dan "guru" yang betul-betul tanpa tanda jasa (mengingat dana hidup pun sangat minim diberikan untuk belajar di Australia s.d. terpaksa pulang ke Indonesia untuk sekedar survive belajar dengan baik dan tenang).

Beruntunglah profesor kami sangat baik, sehingga memberikan kesempatan kepada rekan kami yang menjadi korban, untuk pulang ke Indonesia agar dapat hidup dan belajar dengan baik dan tenang, dengan cara memanfaatkan alat bantu komunikasi via Internet.

Kontrak diyakini oleh dosen yang menjadi korban itu, dan telah kami diskusikan, sebenarnya telah men-hedge (melindungi) dolar dalam satuan rupiah tertentu (pada level yang sangat baik), yang tertulis secara tegas, namun oleh pengambil keputusan "dilepas" (secara sepihak, dengan tidak menampung aspirasi salah satu unsur stakeholders itu sendiri, yaitu penerima bea siswa) ke harga spot, sehingga s.d posisi (laporan keuangan) terakhir menimbulkan beban selisih kurs, yang harus ditanggung oleh rekan penerima beasiswa (besarnya rupiah yang hilang akibat nilai lindung (hedge) itu di ubah ke spot, dapat ditanyakan langsung kepada korban kebijakan yang sepihak itu melalui media ini), bila dibandingkan dengan nilai hedging atau dana yang seharusnya diterima sesuai harapan kontrak yang diyakini oleh penerima bea siswa DIKTI di seluruh Indonesia yang berkesempatan melaksanakan tugas negara dan tugas belajar di luar negeri s.d berhasil.

Di lain pihak, berbagai universitas lain, telah menggunakan nilai hedging tersebut, sehingga sebagian penerima beasiswa lainnya tidak perlu was-was dengan perkiraan kerugian selisih kurs (apabila menggunakan spot price), dan yang lebih penting, dapat menerima dana beasiswa secara penuh sesuai (harapan) kontrak sehingga dapat belajar dengan baik di luar negeri.

Manajemen perubahan
Tentunya, apa yang dialami rekan kami, tidak perlu terjadi berlarut-larut, dan kami yakin dapat diselesaikan dengan baik, apabila transparansi dan komunikasi yang membangun dan baik tercipta, dan terlebih ada dukungan positif dari unsur pimpinan universitas yang bersangkutan dan DIKTI selaku sumber dana, untuk melindungi setiap dosennya sendiri dan PNS (bagian dari stakeholders dan anak kandung bangsa dan negara Indonesia), tanpa terkecuali, yang merupakan aset universitas dan aset negara RI, dari Sabang s.d. Merauke, yang kita cintai.

Kami berharap semoga salah satu rekan kami itu, sebagai contoh dari korban kebijakan yang sepihak itu, selama belajar di Lismore, NSW, Australia, dan akan segera kembali ke Palu, tanah air Indonesia, dapat terus tetap belajar s.d. menyelesaikan studi S-3 nya dengan baik, dan mimpi kami untuk mentransfer knowledge penggunaan SEM di Indonesia, bukan sekedar keinginan semata.

Wednesday, November 12, 2008

Berbagai bentuk indikasi kecurangan

Berbagai bentuk indikasi kecurangan (fraud) bukan hanya kecurangan dalam pelaporan keuangan tetapi juga dalam penyalahgunaan kewenangan yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Ambil contoh dari nilai kontrak yang sudah ditetapkan dengan satuan mata uang dan kurs yang tetap, dilindungi, namun (secara sepihak) tidak diberlakukan sesuai nilai (harapan) kontrak sampai dengan terjadinya kerugian bagi pihak lain bila dibandingkan dengan harapan (kontrak) yang seharusnya diterima.

Mengeliminasi masalah
Kembali kepada aturan kontrak adalah cara menghilangkan permasalahan. Namun, bagaimana bila itu tidak terjadi, tidak memuaskan semua pihak?

Pos pengaduan
Media pengaduan yang efektif perlu dipikirkan.

Membangun jalur komunikasi yang dapat mengeliminasi masalah perlu dibentuk manakala pos pengaduan tidak berjalan efektif. Contoh, bila indikasi kecurangan terjadi pada A, namun B tidak, mungkin A dapat menggunakan sample B atau berkolaborasi dengan B agar permasalahan yang terjadi pada A dapat diselesaikan segera, dicari solusi dan resolusi terbaik. Dengan kata lain, bila proses di B dapat berjalan dengan baik dan dapat ditiru, mengapa A tidak melakukannya? Institusi B (dengan bekerja sama dengan pihak lain) dapat secara efektif memberikan masukan agar A kiranya berkenan mengkoreksi "kebijakan" (keputusan) tersebut ... dengan menggunakan pola B ...., misalnya. Namun, hasil yang positif, yang dapat diterima semua pihak, nampaknya membutuhkan dukungan pimpinan yang berkenan mengakomodir harapan semua pihak, tentunya harapan yang baik, yang terus memperbaiki kinerja A pada level yang diinginkan, paling tidak dengan mencontoh hal yang baik pada B.

Nilai Kontrak dan Nilai Aktual yang Diterima

Ada kegetiran ketika saya mendengar secara langsung dari teman sesama penerima beasiswa LN Dikti dari salah satu universitas swasta di Makassar. Beliau menceritakan kepada saya bahwa telah menerima dana beasiswa sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani antara Kopertis dan Dikti. Saya juga mendapatkan kabar dari teman-teman lain seperguruan tinggi asal dengan saya, bahwa rekan-rekan mereka di Newcastle (Australia) yang berasal dari perguruan tinggi di kota-kota Manado, Gorontalo dan Makassar, pun menerima dana beasiswa sesuai dengan nilai kontrak.

Nilai kontrak dimahsud di atas tidak lain adalah nilai kurs (nilai tukar) mata uang atas beasiswa yang tertera di dalamnya. Kontrak menyatakan bahwa besaran komponen-komponen beasiswa adalah dalam mata uang asing, sebagai contoh living allowance perbulannya AUD 1500 untuk yang kuliah di Australia. Nilai itu, kemudian ditetapkan kursnya di dalam kontrak sebesar IDR 9000 untuk setiap AUD 1.

Inilah yang menjadi pangkal masalah bagi penerima Beasiswa LN Dikti dari Universitas Tadulako (Untad). Semua penerima beasiswa dari Untad tidak mendapatkan dananya sesuai dengan nilai kurs yang telah ditetapkan di dalam kontrak, melainkan berdasarkan nilai kurs spot pada saat dilakukan pembayaran. Secara eksplisit dapat dikatakan sebagian teman yang disebutkan di atas menerima IDR 13.500.000 perbulannya untuk setiap AUD 1500. Sedangkan semua yang bersal dari Untad menerima dengan nilai bervariasi sesuai nilai spot pada hari pembayaran. Jika nilai spot pada hari itu AUD 1 = IDR 6700, maka yang diterima adalah IDR 10.050.000.

Kontrak, sebetulnya itulah salah satu kata kunci jawaban masalah ini. Namun persoalannya adalah tidak satu pun penerima beasiswa memiliki kontrak tersebut. Karena tidak memilikinya maka tidak satu pun yang mengetahui isi kontrak tesebut. Menurut pengelola di Untad, yang memberlakukan nilai tukar spot, bahwa nilai kontrak menyebutkan bahwa pembayaran beasiswa ini sifatnya at cost, sehingga tidak memberlakukan nilai kurs berdasarkan kontrak yang IDR 9000 per 1 AUD.

Seharusnya, semua penerima beasiswa mendapatkan salinan kontrak tersebut termasuk perubahan/adendum kontrak yang dibuat selama masa pendidikan penerima beasiswa. Sehingga ada kejelasan akan hak dan kewajiban masing-masing pihak baik di tingkat atas sebagai pengambil kebijakan dan di lini akhir yaitu para penerima beasiswa.

Permasalahan lain yang juga perlu pemecahan adalah ketiadaan Petunjuk Pelaksanaan dan Petujuk Teknis pengelolaan basiswa yang bermuara pada ketidak-seragaman gerak langkah pengelolaan beasiswa di tingkat perguruan tinggi atau pada tingkat pelaksana.

Tuesday, November 11, 2008

Blog ini merupakan wadah komunikasi para penerima Beasiswa Luar Negeri Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Seluruh penerima beasiswa LN Dikti dipersilahkan untuk berpartisipasi mengirimkan tulisan yang berkaitan dengan beasiswa maupun sharing tentang masalah-masalah pendidikan, riset da lain-lain.
Teria kasih, selamat menggunakan dan semoga bermanfaat